Sabtu, 15 Maret 2014

KISI-KISI dan Ringkasan Materi UTS Ekonomi Kelas VIII smster 2

KISI-KISI dan Ringkasan Materi UTS Ekonomi Kelas VIII smster 2
MATERI POKOK
KELAS/
SEMESTER
INDIKATOR SOAL
NOMOR SOAL
Penduduk usia kerja
VIII/Genap
Siswa dapat menentukan usia kerja
1
Tenaga kerja
VIII/Genap
Siswa dapat menentukan pengertian tenaga kerja
2
Angkatan kerja
VIII/Genap
Siswa dapat menentukan pengertian angkatan kerja
3
Masalah ketenagakerjaan
VIII/Genap
Siswa dapat menentukan masalah ketenagakerjaan di Indonesia
4,5
Pengangguran
VIII/Genap
Siswa dapat menentukan jenis-jenis pengangguran berdasarkan sebabnya
6
Siswa dapat menentukan cara mengatasi pengangguran
7
Sistem ekonomi liberal

VIII/Genap

Siswa dapat menentukan pengertian sistem ekonomi liberal
8

VIII/Genap

Siswa dapat menentukan ciri-ciri sistem ekonomi liberal
9
Sistem ekonomi komando (terpusat)
VIII/Genap

Siswa dapat menentukan pengertian sistem ekonomi komando (terpusat)
10
VIII/Genap

Siswa dapat menentukan tokoh yang berpengaruh dalam sistem ekonomi komando (terpusat)
11
VIII/Genap

Siswa dapat menentukan negara-negara penganut sistem ekonomi komando (terpusat)
12
Sistem ekonomi campuran
VIII/Genap

Siswa dapat menentukan ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran
13
Sistem perekonomian Indonesia
VIII/Genap

Siswa dapat menentukan pelaku ekonomi dalam perekonomian Indonesia
14
Siswa dapat menentukan tujuan perekonomian Indonesia
15
Siswa dapat menentukan makna yang terkandung dalam UUD 1945 pasal 33 tentang perekonomian Indonesia
16
Siswa dapat menentukan ciri-ciri perekonomian Indonesia
17


KETENAGAKERJAAN
1.       Masalah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Indonesia
Bekerja adalah kegiatan melakukan suatu pekerjaan untuk memperoleh penghasilan, yang dilakukan minimal 1 jam per minggu dan dilakukan secara berturut-turut.
1.1   Pengertian Angkatan Kerja
Adalah penduduk berusia kerja, yaitu antara 15 hingga 65 tahun, yang bekerja atau yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan.
Penduduk dapat dikelompokkan menurut umur:
1)      0-14 tahun, Penduduk Non-Produktif (di bawah usia kerja)
2)      15-65 tahun, Penduduk Produktif (usia kerja)
Penduduk Produktif dapat digolongkan menjadi angkatan kerja (yang mau bekerja) dan bukan angkatan kerja (yang tidak mau bekerja, misal ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa).
3)      > 65 tahun, Penduduk Non-Produktif (di atas usia kerja)
Angkatan kerja dapat dikelompokkan menjadi:
1)      Kesempatan kerja (employment) adalah kelompok angkatan kerja yang sudah mendapatkan pekerjaan
2)      Penggangguran (unemployment) adalah kelompok angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan
1.2   Pengertian Tenaga Kerja
Setiap orang yang sedang dan/atau akan melakukan pekerjaaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa unutk memenuhi kebutuhan masyarakat.
1.3   Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia
1)      Jumlah tenaga kerja yang semakin banyak
2)      Mutu/tingkat pendidikan dan keterampilan tenaga kerja yang masih rendah
3)      Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
4)      Angka pengangguran yang tinggi
5)      Jumlah angkatan kerja tinggi
6)      Motivasi kerja, keuletan, kedisiplinan, dan keinginan untuk bekerja keras yang kurang
1.4   Dampak Pengangguran terhadap Lingkungan Sosial
Penggangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau masih sedang mencari pekerjaan. Sehingga penggangguran tersebut menghasilkan dampak:
1)      Pendapatan nasional dan income perkapita turun
2)      Beban psikologis bagi yang mengganggur
3)      Biaya sosial dan tunjangan-tunjangan dari pemerintah semakin besar
4)      Maraknya kriminalitas
      1.4.2 Sebab-sebab pengangguran:
            a) Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang terjadi akibat adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi
            b) Pengangguran siklus/konjungtural, yaitu pengangguran yang terjadi karena siklus ekonomi menurun (resesi ekonomi)
            c) Pengangguran friksional (sementara=temporer), pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pencari kerja
            d) Pengangguran teknologi, Tersingkirnya tenaga kerja manusia oleh mesin (perubahan teknologi)
             e) Pengangguran musiman, terjadi karena perubahan cuaca atau alam, sifatnya berkala
CARA MENGATASI PENGANGGURAN
          Cara mengatasi Pengangguran Friksional dan Sukarela:
        Proyek Padat Karya
        Menarik Investor baru
        Pengembangan transmigrasi
        Memberikan bantuan pinjaman lunak untuk UKM
          Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural:
        Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan menambah jumlah permintaan
        Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga investor lebih suka menginvestasikan uangnya
          Cara Mengatasi Pengangguran Struktural:
        Menyediakan lapangan kerja baru
        Pelatihan tenaga kerja (Balai Latihan Kerja / BLK)
        Menarik investor
          Cara Mengatasi Pengangguran Musiman:
        Pelatihan ketrampilan lainnya
        Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain
          Cara mengatasi pengangguran Deflasioner:
        Pelatihan tenaga kerja
        Menarik investor baru
          Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi:
        Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dg cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi di sekolah.
        Pengenalan teknologi sejak dini
        Pelatihan tenaga pendidik untuk penguasaan teknologi

SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
1.       Tiga Sistem Ekonomi Utama
1.1   Sistem Ekonomi Pasar Bebas/Liberal
Setiap orang bebas berusaha dan memiliki modal dan alat-alat produksi. Pemerintah tidak mengatur kehidupan ekonomi secara langsung
tokoh: Adam Smith
1.2   Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat/Komunis/komando
Pemerintah memilki peranan yang amat penting dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan perekonomian. Hak milik perorangan atas modal dan alat-alat produksi tidak diakui oleh negara.
tokoh: Karl Marx
1.3   Sistem Ekonomi Campuran
Merupakan sistem ekonomi campuran antara sistem ekonomi pasar bebas dan sistem ekonomi terpusat.

2.       Sistem Perekonomian Indonesia
Sistem perekonomian Indonesia menganut asas demokrasi ekonomi yang merupakan tata perekonomian yang melibatkan pemerintah, para pengusaha swasta, dan seluruh rakyat untuk saling membantu dalam kegiatan ekonomi, biasa dikenal dengan sistem ekonomi kerakyatan
2.1   Ciri-Ciri Positif Demokrasi Ekonomi Indonesia
1)      Disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan
2)      Negara menguasai cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak
3)      Negara menguasai seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang dipergunakan untuk kemakmuran rakyat
4)      Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan serta pengawasan terhadap kebijakannya dilakukan dengan pemufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat
5)      Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi dan seimbang antar daerah
6)      Kebebasan bagi warga negara untuk memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak
7)      Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat
8)      Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
9)      Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
Pelaku dalam perekonomian Indonesia:
1.       Koperasi (Pasal 33 ayat 1 UUD 1945)
2.       BUMN (Pasal 33 ayat 2 UUD 1945)

3.       BUMS ( Pasal 33 ayat 3 UUD 1945)

Minggu, 02 Maret 2014

MATERI UTS KJP SMSTER II KLS 8

Untuk UTS semester 2 materi yang akan di ujikan meliputi:
1. Jurnal umum
2. Buku besar
3. Ayat jurnal penyesuaian
4. Neraca lajur


Susunan dalam pembukuan (siklus pembukuan):
Transaksi-->Jurnal umum-->Buku besar-->Neraca saldo-->Neraca lajur-->laporan Keuangan

Jurnal umum
Adalah jurnal yang dilakukan saat membukukan bukti-bukti transaksi (untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi)


  MEKANISME DEBIT KREDIT
                        (BERTAMBAH)         (BERKURANG)
(1) HARTA                          D                             K
(2) UTANG                         K                             D
(3) MODAL                        K                             D
(4) PENDAPATAN             K                             D
(5) BEBAN                         D                             K
PRIVE                                 D                             K

KETERANGAN:
HARTA: Kas, Piutang, Perlengkapan, Peralatan, Persediaan, Gedung, dll...
*Perlengkapan: sifatnya habis pakai contoh: tinta printer
*Peralatan: sifatnya tetap akan tetapi nilainya menyusut contoh: mesin printer
PRIVE: Pengambilan pribadi oleh pemilik, Masuk ke dalam perkiraan modal

CONTOH PEMBUATAN JURNAL UMUM
-          Misal pak Dian menyetorkan uangnya untuk mendirikan usaha bengkel sebesar Rp 5000.000 sebagai modal awal.
Maka dari kejadian/transaksi di atas kita sebagai juru catat dapat menganalisis bahwa :
KAS BERTAMBAH Rp 5.000.000 (Karena kita menerima uang tunai dari pak Dian)
MODAL BERTAMBAH Rp 5.000.000 (Karena Uang tersebut diperuntukan sebagai modal)

KAS (D)         Rp 5.000.000
        MODAL (K)         Rp 5.000.000

-       Dibeli peralatan kantor sebesar Rp 500.000 tunai, maka:
PERALATAN KANTOR BERTAMBAH SENILAI Rp 500.000 (Karena kita/perusahaan membeli peralatan kantor) dan KAS BERKURANG Rp 500.000 (Karena kita membelinya secara tunai sehingga uang cash berkurang)

PERALATAN KANTOR (D) Rp 500.000
        KAS (K)                                                 Rp 500.000

-       Dijual peralatan kantor tunai Rp 500.000, maka:
PERALATAN KANTOR BERKURANG SENILAI Rp 500.000 (Karena kita menjual peralatan kantor yang kita miliki) dan KAS BERTAMBAH Rp 500.000 (Karena kita menerima uang cash dari hasil penjualan peralatan kantor)

KAS (D)                                         Rp 500.000
        PERALATAN KANTOR (K)                   Rp 500.000

-       Dibeli perlengkapan kantor Rp 1.000.000 dibayar tunai Rp 800.000 dan sisanya kemudian, maka:
PERLENGKAPAN KANTOR BERTAMBAH SENILAI Rp 1.000.000 (karena kita melakukan pembelian); KAS BERKURANG Rp 800.000 (karena kita membayar dengan uang cash Rp 800.000); UTANG BERTAMBAH Rp 200.000 (karena sisa dari pembayaran belum kita lakukan sehingga menimbulkan utang)

PERLENGKAPAN KANTOR (D) Rp 1.000.000
        KAS (K)                                                      Rp 800.000
        UTANG (K)                                                 Rp 200.000    

-       Dijual perlengkapan kantor Rp 1.000.000 diterima tunai Rp 800.000 dan sisanya kemudian, maka:
PERLENGKAPAN KANTOR BERKURANG SENILAI Rp 1.000.000 (karena telah dijual); KAS BERTAMBAH Rp 800.000 (karena kita menerima uang cash Rp 800.000); PIUTANG BERTAMBAH Rp 200.000 (karena sisanya belum kita terima sehingga menimbulkan tagihan kepada yang membeli)

KAS (D)                                         Rp 800.000
PIUTANG (D)                                Rp 200.000
PERLENGKAPAN KANTOR (K)           Rp 1.000.000

-       Dibayar utang kepada pak Ari sebesar Rp 200.000, maka :
UTANG BERKURANG Rp 200.000 (Karena telah kita bayar); KAS BERKURANG Rp 200.000 (karena kita telah mengeluarkan uang cash untuk membayar utang)

UTANG (D)                 Rp 200.000
        KAS (K)                                 Rp 200.000
   
-          Di bayar iuran listrik bulan Januari 2012 Rp 200.000, maka jurnalnya…..
BEBAN          Rp 200.000
         KAS                  Rp 200.000
(ket: Beban bertambah dan Kas berkurang)

-          Diterima tunai uang hasil servis motor langganan Rp 300.000, maka jurnalnya….
KAS               Rp 300.000
         PENDAPATAN  Rp 300.000
(ket: Kas bertambah dan pendapatan bertambah)

-          Telah selesai servis mesin jahit pelanggan Rp 500.000. Di terima tunai Rp 300.000 dan sisanya bulan depan, maka jurnalnya….
KAS                           Rp 300.000
PIUTANG                   Rp 200.000
         PENDAPATAN              Rp 500.000
(Ket: Kas bertambah, Piutang bertambah, dan Pendapatan bertambah)

     
                                                       BUKU BESAR
Adalah Buku yang memuat perkiraan-perkiraan yang tersusun atas: 
Harta,Utang,Modal,Pendapatan,Beban

Untuk pembuatan Buku Besar, Harta tersusun mulai dari:
kas, piutang, perlengkapan, peralatan dan untuk perkiraan lainnya pun diatur sesuai standard yang berlaku  

Dalam pembuatan buku besar, data bersumber dari jurnal umum

Bentuk buku besar:
Bentuk T / Skontro (sebelah menyebelah)
1. T sederhana
2. T sempurna
3. Bentuk 3 kolom
4. Bentuk 4 kolom
untuk bentuknya bisa dilihat di buku paket

*PELAJARI LATIHAN SOAL HAL. 12 DAN HAL. 49

CONTOH

Usaha Bengkel “MAJU JAYA”
Jurnal Umum
Periode Maret 2000

Tanggal
Perkiraan
Ref
Debet
Kredit
2000
Maret
2

3

5

8

10

12

14

23

25

30
Kas
      Modal Perlengkapan
      Kas
Peralatan
      Utang usaha
Beban iklan
      Kas
Piutang usaha
      Pendapatan Utang usaha
      Kas
Prive
      Kas
Kas
      Pendapatan
Kas
      Piutang
Beban gaji
      Kas
111
311
113
111
151
211
512
111
112
411
211
111
312
111
111
411
111
112
511
111
Rp  75.000.000,00

             800.000,00

       15.000.000,00

            400.000,00

         3.600.000,00

         5.000.000,00

            500.000,00

         2.000.000,00

         1.500.000,00

         2.500.000,00

Rp75.000.000,00

           800.000,00

     15.000.000,00

           400.000,00

       3.600.000,00

       5.000.000,00

           500.000,00

       2.000.000,00

       1.500.000,00

       2.500.000,00
JUMLAH
Rp106.300.000,00
Rp106.300.000,00

Dari Jurnal Umum di atas lakukan posting (pemindahan) ke dalam buku besar di bawah ini

111 KAS
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
2
Jurnal umum 
Rp 75.000.000,00
Rp 75.000.000,00
Maret
3
Jurnal umum
Rp  800.000,00
      74.200.000,00
8
Jurnal umum
       400.000,00
      73.800.000,00
18
Jurnal umum
    5.000.000,00
      68.800.000,00
20
Jurnal umum
       500.000,00
      68.300.000,00
22
Jurnal umum
        2.000.000,00
      70.300.000,00
27
Jurnal umum
        1.500.000,00
      71.800.000,00
30
Jurnal umum
    2.500.000,00
      69.300.000,00

112 PIUTANG
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
12
Jurnal umum
Rp 3.600.000,00
Rp 3.600.000,00
Maret
27
Jurnal umum
Rp1.500.000,00
      2.100.000,00

113 PERLENGKAPAN
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
3
Jurnal umum
Rp     800.000,00
Rp     800.000,00
Maret

151 PERALATAN
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
5
Jurnal umum
Rp 15.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Maret

211 UTANG USAHA
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
5
Jurnal umum
Rp15.000.000,00
Rp15.000.000,00
Maret
18
Jurnal umum
RP 5.000.000,00
     10.000.000,00

311. Modal
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
2
Jurnal umum
Rp 75.000.000,00
Rp 75.000.000,00
Maret

312 PRIVE
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
20
Jurnal umum
Rp 500.000,00
Rp 500.000,00
Maret

411 PENDAPATAN
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
12
Jurnal umum
Rp 3.600.000,00
Rp 3.600.000,00
Maret
22
Jurnal umum
      2.000.000,00
      5.600.000,00

511 BEBAN GAJI
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
30
Jurnal umum
Rp 2.500.000,00
Rp 2.500.000,00
Maret

512 BEBAN IKLAN
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2000
8
Jurnal umum
Rp 400.000,00
Rp 400.000,00
Maret


Neraca lajur
Adalah Kertas kerja yang terdiri dari lajur-lajur yang seimbang masing-masing jumlahnya

FUNGSI:
1. Mengurangi kemungkinan lupa dalam membuat penyesuaian
2. Memudahkan dalam melakukan pengecekan ketepatan perhitungan
3. Menyusun data dalam urutan yang benar jumlahnya
4. Menyusun bahan data untuk menyusun laporan keuangan

Kolom Neraca lajur terdiri dari:
No, Perkiraan, Neraca saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Disesuaikan, Laba rugi, Neraca

No
Perkiraan
Neraca saldo
Penyesuaian
NS. disesuaikan
Laba rugi
Neraca
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K

Neraca saldo
Setelah selesai menyalin seluruh saldo, jumlahkan masing-masing lajur debet dan kredit sehingga memperoleh jumlah yang seimbang

Jurnal penyesuaian
Adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode sebelum laporan keuangan.
Berfungsi untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Diketahui beban perlengkapan senilai Rp 100.000,00. Pada akhir bulan setelah dilakukan pengecekan ternyata perlengkapan masih ada sebesar Rp 20.000,00 maka penyesuainnya
Perlengkapan                   Rp 20.000,00
            Beban perlengkapan                   Rp 20.000,00
( Sebelumnya sudah dianggap habis namun ternyata masih ada Rp 20.000,00 sehingga perlengkapan bertambah Rp 20.000,00 dan beban perlengkapan dikurangi Rp 20.000,00 )

Ketika akan melakukan pencatatan ayat jurnal penyesuaian ke dalam neraca lajur, jika perkiraan yang hendak di catat tidak tersedia, maka yang harus dilakukan adalah membuka perkiraan baru

Neraca saldo disesuaikan
kolom yang diisi dengan menghitung selisih  jumlah neraca saldo dan jumlah yang ada dalam kolom penyesuaian pada baris perkiraan yang sama baik lajur debet maupun kredit

Laba rugi
Diisi oleh perkiraan (4) Pendapatan sebelah kredit dan (5) Beban sebelah debet
Selisih debet dan kredit dikatakan:
Laba Jika K>D dan dikatakan rugi jika K<D
Dimana Laba/Rugi = Pendapatan-Beban
Contoh Laba:
Perkiraan….
…..
Laba Rugi
D
K
Pendapatan Sewa
…..

Rp 100.000,00
Beban Sewa
…..
Rp  80.000,00

Jumlah

Rp  80.000,00
Rp 100.000,00
Laba

Rp  20.000,00
-


Rp 100.000,00
Rp 100.000,00

Contoh Rugi
Perkiraan
……
Laba Rugi
D
K
Pendapatan Sewa
……

Rp  80.000,00
Beban Sewa
……
Rp 100.000,00

Jumlah
…...
Rp 100.000,00
Rp  80.000,00
Rugi

-
Rp  20.000,00


Rp 100.000,00
Rp 100.000,00

Neraca
Diisi perkiraan (1) Harta, (2) Utang dan (3) Modal